Jamur yang tumbuh dan berkembang biak di tubuh manusia biasanya banyak hidup di bagian tubuh yang lembab, seperti kulit, kaki atau alat kelamin. Namun, jika kondisi kesehatan terganggu jamur pun bisa tumbuh di dalam aliran darah.
Di tubuh manusia, jamur biasanya hidup dan berkembang di bagian-bagian yang hangat, lembab, gelap seperti kulit, kaki atau alat kelamin.
Jamur ini akan dilawan setiap hari oleh bakteri baik yang ada dalam tubuh manusia. Tapi bila kondisi kesehatan sedang terganggu, maka jamur dapat tumbuh ke seluruh sistem tubuh dengan melakukan perjalanan dalam aliran darah.
Dilansir dari Livestrong, Jumat (15/10/2010), berikut beberapa penyebab jamur dapat tumbuh dan berkembang di dalam darah:
1. Infeksi sinus
Infeksi sinus kronis adalah penyebab paling umum tumbuhnya jamur dalam darah. Sinus biasanya disebabkan oleh bakteri, tetapi jika antibiotik digunakan untuk membunuh bakteri, jamur dapat mengambil alih dengan sangat cepat.
Selaput lendir yang hangat serta lingkungan yang lembab memungkinkan jamur untuk tumbuh. Para peneliti di Mayo Clinic menemukan jamur pada 96 persen orang dengan sinusitis kronis. Kondisi ini dapat diobati dengan obat anti-jamur atau prosedur pembedahan yang mana jamur harus dikorek keluar dari sinus.
Jika jamur di sinus menyebar ke darah akan menimbulkan gejala seperti demam, menggigil, shock, pembekuan darah, sakit kuning dan kesulitan bernafas.
Biasanya jamur ini adalah jenis Aspergillus yang dapat melakukan perjalanan dari sinus ke otak, hati dan ginjal. Penyebaran yang cepat biasanya terjadi pada orang-orang yang memiliki sistem kekebalan tubuh lemah.
2. Pemakai Antibiotik
Jamur juga mudah menyerang pada orang-orang yang mengonsumsi antibiotik dalam waktu yang lama. Antibiotik memang membunuh bakteri, sayangnya obat ini juga membunuh bakteri baik dalam tubuh sehingga mengundang jamur untuk tumbuh dengan cepat.
Dalam kondisi ini, jamur biasanya sering berkembang di mulut dalam bentuk sariawan. Sariawan biasanya disebabkan oleh jamur yang disebut Candida, yang merupakan jamur yang agresif dan bersaing dengan bakteri baik untuk tumbuh di mulut Anda.
Jika terjadi Candida sistemik, maka akan timbul gejala seperti demam, shock yang ditandai dengan penurunan tekanan darah dan denyut jantung meningkat, sulit bernapas, tekanan multi organ, ruam sistemik dan kulit mengelupas.
3. Diabetes
Penderita diabetes terutama dengan diet terbatas, lebih rentan terhadap jamur yang dapat menyebar ke dalam darah karena adanya kelebihan gula di dalam aliran darahnya. Berdasarkan laporan Quest Diagnostics, jamur tertentu dapat tumbuh di lingkungan glukosa dan mengurangi fungsi kekebalan tubuh.
4. Kanker
Penderita kanker dan menjalani kemoterapi akan meningkatkan risiko serbuan jamur sistemik. Kemoterapi didasarkan pada obat yang membunuh sel-sel kanker bersamaan dengan rusaknya sel-sel sehat. Ketika sel-sel sehat mati, sistem kekebalan tubuh akan terganggu karena terbunuhnya sel darah putih, yang merupakan pejuang infeksi dalam tubuh.
Seperti halnya sel-sel sehat dikurangi dengan kemo, jamur jahat juga dapat berkembang dengan sangat cepat. Jamur yang paling sering menyerang adalah Alternaria, Penicillium, Cladosporium, Aspergillus, Candida dan Fusarium.
5. AIDS
AIDS menyebabkan disfungsi sistem kekebalan tubuh yang menjadi lebih buruk dari waktu ke waktu. Orang yang hidup dengan penyakit ini akan menjadi rumah yang nyaman bagi jamur, terutama di jaringan dan darahnya. Jamur yang menyerang orang dengan HIV/AIDS (ODHA) biasanya dapat menyancam jiwa.
Di tubuh manusia, jamur biasanya hidup dan berkembang di bagian-bagian yang hangat, lembab, gelap seperti kulit, kaki atau alat kelamin.
Jamur ini akan dilawan setiap hari oleh bakteri baik yang ada dalam tubuh manusia. Tapi bila kondisi kesehatan sedang terganggu, maka jamur dapat tumbuh ke seluruh sistem tubuh dengan melakukan perjalanan dalam aliran darah.
Dilansir dari Livestrong, Jumat (15/10/2010), berikut beberapa penyebab jamur dapat tumbuh dan berkembang di dalam darah:
1. Infeksi sinus
Infeksi sinus kronis adalah penyebab paling umum tumbuhnya jamur dalam darah. Sinus biasanya disebabkan oleh bakteri, tetapi jika antibiotik digunakan untuk membunuh bakteri, jamur dapat mengambil alih dengan sangat cepat.
Selaput lendir yang hangat serta lingkungan yang lembab memungkinkan jamur untuk tumbuh. Para peneliti di Mayo Clinic menemukan jamur pada 96 persen orang dengan sinusitis kronis. Kondisi ini dapat diobati dengan obat anti-jamur atau prosedur pembedahan yang mana jamur harus dikorek keluar dari sinus.
Jika jamur di sinus menyebar ke darah akan menimbulkan gejala seperti demam, menggigil, shock, pembekuan darah, sakit kuning dan kesulitan bernafas.
Biasanya jamur ini adalah jenis Aspergillus yang dapat melakukan perjalanan dari sinus ke otak, hati dan ginjal. Penyebaran yang cepat biasanya terjadi pada orang-orang yang memiliki sistem kekebalan tubuh lemah.
2. Pemakai Antibiotik
Jamur juga mudah menyerang pada orang-orang yang mengonsumsi antibiotik dalam waktu yang lama. Antibiotik memang membunuh bakteri, sayangnya obat ini juga membunuh bakteri baik dalam tubuh sehingga mengundang jamur untuk tumbuh dengan cepat.
Dalam kondisi ini, jamur biasanya sering berkembang di mulut dalam bentuk sariawan. Sariawan biasanya disebabkan oleh jamur yang disebut Candida, yang merupakan jamur yang agresif dan bersaing dengan bakteri baik untuk tumbuh di mulut Anda.
Jika terjadi Candida sistemik, maka akan timbul gejala seperti demam, shock yang ditandai dengan penurunan tekanan darah dan denyut jantung meningkat, sulit bernapas, tekanan multi organ, ruam sistemik dan kulit mengelupas.
3. Diabetes
Penderita diabetes terutama dengan diet terbatas, lebih rentan terhadap jamur yang dapat menyebar ke dalam darah karena adanya kelebihan gula di dalam aliran darahnya. Berdasarkan laporan Quest Diagnostics, jamur tertentu dapat tumbuh di lingkungan glukosa dan mengurangi fungsi kekebalan tubuh.
4. Kanker
Penderita kanker dan menjalani kemoterapi akan meningkatkan risiko serbuan jamur sistemik. Kemoterapi didasarkan pada obat yang membunuh sel-sel kanker bersamaan dengan rusaknya sel-sel sehat. Ketika sel-sel sehat mati, sistem kekebalan tubuh akan terganggu karena terbunuhnya sel darah putih, yang merupakan pejuang infeksi dalam tubuh.
Seperti halnya sel-sel sehat dikurangi dengan kemo, jamur jahat juga dapat berkembang dengan sangat cepat. Jamur yang paling sering menyerang adalah Alternaria, Penicillium, Cladosporium, Aspergillus, Candida dan Fusarium.
5. AIDS
AIDS menyebabkan disfungsi sistem kekebalan tubuh yang menjadi lebih buruk dari waktu ke waktu. Orang yang hidup dengan penyakit ini akan menjadi rumah yang nyaman bagi jamur, terutama di jaringan dan darahnya. Jamur yang menyerang orang dengan HIV/AIDS (ODHA) biasanya dapat menyancam jiwa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar